Jawaban:

Monopoli perdagangan oleh Portugis di Nusantara pada abad ke-16 dan ke-17 merupakan upaya mereka untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah, terutama lada dan cengkih. Namun, monopoli tersebut tidak berjalan mulus dan banyak dihadapkan oleh kesulitan-kesulitan dari pihak Nusantara.

Salah satu kesulitan utama yang dihadapi Portugis adalah kesulitan dalam mempertahankan kekuasaannya di daerah-daerah yang mereka kuasai. Mereka harus menghadapi perlawanan dari pihak-pihak yang tidak setuju dengan kebijakan Portugis, seperti Demak dan Aceh. Perlawanan ini terutama dilakukan oleh kesultanan-kesultanan Islam yang memandang monopoli Portugis sebagai ancaman terhadap perdagangan mereka.

Selain itu, kesulitan ekonomi dan logistik juga menjadi faktor yang mengganggu monopoli Portugis di Nusantara. Sebagai kekuatan kolonial, mereka harus menghadapi biaya yang besar dalam mempertahankan keberadaan mereka di daerah-daerah yang mereka kuasai. Selain itu, mereka juga menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pasokan makanan dan bahan bakar, yang harus mereka impor dari luar.

Di sisi lain, masyarakat Nusantara juga tidak diam saja menghadapi monopoli Portugis. Mereka berusaha untuk mengembangkan perdagangan mereka sendiri dengan melakukan kontak dengan bangsa-bangsa lain, seperti Tiongkok dan India. Selain itu, mereka juga berusaha untuk mengembangkan produksi rempah-rempah mereka sendiri agar tidak tergantung pada monopoli Portugis.

Kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh Portugis di Nusantara akhirnya membuka peluang bagi kekuatan lain untuk memasuki perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Hal ini dapat dilihat dari munculnya kekuatan-kekuatan baru seperti Belanda dan Inggris yang pada akhirnya berhasil menggantikan posisi Portugis di Nusantara.

Penjelasan:

maaf kalau salah