baitur Ridwan adalah peristiwa baiat atau sumpah setia untuk membela

Berikut ini adalah pertanyaan dari hilyanuha28 pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Baitur Ridwan adalah peristiwa baiat atau sumpah setia untuk membela Islam sampai titik darah penghabisan atas tersebarnya berita terhubungnya...plis kak tolong jawab sekarang nanti jm 12 mau dikumpulin ka tolong bantuan nya​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Dalam hal ini, mereka Budail bin Warqa' dalam suatu rombongan yang terdiri dari suku Khuza'ah. Mereka menanyakan kepada kaum Muslimin tentang maksud kedatangan ke Makkah. Setelah diberitahu bahwa kedatangan kaum Muslimin bukan untuk berperang, melainkan hendak berziarah dan memuliakan Baitullah, mereka pun kembali kepada Quraiys.

Budail dan kawan-kawannya meyakinkan Quraisy, agar membiarkan saja Rasulullah dan sahabat-sahabatnya mengunjungi Rumah Suci. Namun mereka malah dituduh bersekongkol oleh Quraisy. Kemudian Quraisy mengutus orang lain, yaitu sekutunya dari golongan Ahabisy.

Ahabisy ialah perkampungan di pegunungan—sebuah kabilah Arab ahli pelempar panah. Dinamakan demikian, karena warna kulit mereka yang hitam atau karena sifatnya yang mengelompok, atau juga dihubungkan pada Hubsy, nama sebuah gunung di hilir Makkah.

Maka berangkatlah Hulais, pemimpin Ahabisy, menuju perkemahan Muslimin. Tatkala Rasulullah melihatnya datang, beliau meminta supaya ternak-ternak kurban itu dilepaskan agar dilihat sendiri oleh Hulais. Sebagai bukti nyata bahwa orang-orang hendak diperangi oleh Quraisy itu tidak lain dari orang-orang yang datang hendak berziarah ke Baitullah.

Hulais dapat menyaksikan sendiri adanya ternak kurban yang tujuh puluh ekor tersebut, berjalan beriringan dari tengah wadi dengan bulu yang sudah rontok. Ia merasa sangat terharu melihat pemandangan itu. Dalam hatinya timbul semangat keagamaannya. Ia yakin bahwa dalam hal ini pihak Quraisylah yang berlaku kejam terhadap mereka, yang datang bukan untuk berperang atau mencari permusuhan.

Ia kembali kepada Quraisy tanpa menemui Rasulullah lagi. Diceritakannya kepada mereka apa yang telah dilihatnya. Tetapi begitu mendengar ceritanya itu, Quraisy naik pitam. "Duduklah!" kata mereka kepada Hulais. "Engkau ini Arab Badui yang tidak tahu apa-apa."

Mendengar itu Hulais naik pitam. Ia memperingatkan bahwa persekutuannya dengan Quraisy bukan untuk merintangi orang berziarah ke Rumah Suci. Siapa saja yang datang berziarah diperbolehkan, dan tidak semestinya dicegah. Ahabisy pun bersiap-sipa hendak kembali ke Makkah.

Khawatir dengan kemarahan Ahabisy itu, Quraisy mencoba membujuknya dan memintanya jangan pergi, sampai mereka dapat memikirkan langkah selanjutnya. Quraisy kemudian kembali mengutus orang yang dianggap bijaksana dan meyakinkan; Urwah bin Mas'ud Ats-Tsaqafi.

Urwah pun berangkat menemui Rasulullah. Ia mengatakan kepada Nabi SAW bahwa Makkah juga tanah tumpah darahnya yang harus dipertahankan. Kalau sampai dirusak, yang akan menderita adalah penduduk yang tinggal di tempat itu, juga kaum Quraisy. Suatu hal yang juga tidak diinginkan oleh Rasulullah, sekalipun antara dia dengan Quraisy terjadi perang terbuka.

Urwah pulang kembali setelah mendapat keterangan Rasulullah, sama seperti yang diberikan kepada utusan-utusan yang datang sebelumnya. Bahwa kedatangannya bukan hendak berperang, melainkan hendak mengagungkan Baitullah, menunaikan kewajiban kepada Allah.

"Saudara-saudara," kata Urwah. "Aku sudah pernah bertemu dengan Kisra, dengan kaisar dan dengan Negus di kerajaan mereka masing-masing. Tetapi belum pernah aku melihat seorang raja dengan rakyatnya seperti Muhammad dan sahabat-sahabatnya itu. Begitu ia hendak mengambil wuduh, sahabat-sahabatnya sudah lebih dulu bergegas mengambilkan air. Begitu mereka melihat ada rambutnya yang jatuh, cepat-cepat pula mereka mengambilnya. Mereka takkan menyerahkannya bagaimanapun juga. Pikirkanlah kembali baik-baik!"

Sementara kedua belah pihak tengah berusaha hendak mencapai mufakat dengan jalan saling tukar-menukar utusan, beberapa orang yang tidak bertanggungjawab dari pihak Quraisy malam-malam keluar dan melempari kemah Nabi SAW dengan batu. Jumlah mereka hingga 40 atau 50 orang, dengan maksud hendak menyerang sahabat-sahabat Rasulullah.

Namun mereka kemudian tertangkap basah, lalu dibawa kepada Nabi. Tahukah apa yang dilakukan Rasulullah? Be

Penjelasan:

REPUBLIKA.CO.ID, Kedua kelompok kini tengah memikirkan langkah berikutnya. Adapun Rasulullah sendiri ia tetap berpegang pada langkah yang sudah digariskannya sejak semula, mengadakan persiapan untuk haji dan umrah. Sebuah langkah perdamaian dan menghindari pertempuran; kecuali ji

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh dianpaok197 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke www.yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Mon, 09 May 22