Jawaban:

Setelah jatuhnya Malaka ke tangan Portugis pada tahun 1511, pusat perdagangan di Asia Tenggara mengalami pergeseran ke Selat Sunda. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:

1. Kehancuran Malaka: Setelah jatuhnya Malaka ke tangan Portugis, kota tersebut mengalami kerusakan dan kehancuran yang signifikan. Akibatnya, perdagangan di kota itu menjadi sulit dilakukan, dan para pedagang mulai mencari alternatif lain.

2. Kepulauan Melayu: Selat Sunda terletak di antara kepulauan Jawa dan Sumatera, dan wilayah ini menjadi pusat perdagangan yang penting di Asia Tenggara pada abad ke-16. Kepulauan Melayu memiliki sumber daya alam yang melimpah, seperti rempah-rempah, kayu, dan hasil laut, yang sangat diminati oleh para pedagang Eropa.

3. Kontrol Portugis: Portugis berhasil menguasai perdagangan di Malaka dan mengendalikan jalur perdagangan dari Asia Tenggara ke India dan Eropa. Hal ini membuat para pedagang dan penguasa setempat mencari alternatif lain untuk menghindari kontrol Portugis dan menjaga keuntungan perdagangan mereka.

4. Adanya pusat perdagangan lain: Selain Malaka, terdapat beberapa pusat perdagangan lain di Asia Tenggara pada abad ke-16, seperti Banten di Jawa Barat dan Makassar di Sulawesi Selatan. Pusat perdagangan ini menjadi alternatif bagi para pedagang yang ingin menghindari kontrol Portugis di Malaka.

Kombinasi dari faktor-faktor tersebut menyebabkan pergeseran pusat perdagangan ke Selat Sunda setelah jatuhnya Malaka ke tangan Portugis. Hal ini berdampak besar pada perdagangan dan ekonomi di Asia Tenggara pada abad ke-16.