Bagaimana membangun imajinasi jalur rempah melalui berbagai bidang​

Berikut ini adalah pertanyaan dari muhfahrezi70 pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Bagaimana membangun imajinasi jalur rempah melalui berbagai bidang​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Bagaimana tidak? Kota-kota pelabuhan di Nusantara pada abad 15-17 seperti Aceh, Banten, Demak, Makassar, Ternate, Tidore dan Sumbawa yang menjadi pusat-pusat perdagangan dunia di belahan Selatan, yang kebesarannya sejajar dengan kota-kota pelabuhan besar di utara seperti Amsterdam, Genoa, Venesia, dan Antwerp, hilang tanpa bekas seolah ditelan tsunami besar. Bangsa dengan pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada ini, kurang dari satu abad telah berubah “memunggungi laut”, dan menjadikan daratan sebagai orientasi baru didorong oleh perubahan sejarah, yang membalik arus kebudayaan. Terpisahnya dunia maritim dari kebudayaan, yang juga turut mengubah bangsa yang sejak lama mengamini bahari, menjadi agraris.

Kita tentu bisa menunjuk kolonialisme yang dibawa Belanda sebagai biang keladi. Mereka menundukkan pelabuhan-pelabuhan besar itu dan menjadikannya sebagai bagian dari koloni mereka. “Saat kota-kota pelabuhan di pesisir dikuasai asing, pribumi bergeser ke pedalaman. Sejak itu pula kontak dengan dunia luar terputus. Putusnya kontak dengan dunia luar, bersamaan dengan putusnya keberlangsungan sebuah kebudayaan yang selama ini menjadi kuat karena semangat mencari pengetahuan dan teknologi,” mengutip Pidato Kebudayaan 2014, yang dibawakan Hilmar Farid.

Sementara itu, saat maskapai dagang VOC melakukan operasi Hongi Tochten (pelayaran hongi), mereka tidak hanya mengelilingi pulau dan menghancurkan perkebunan-perkebunan pala demi menjamin monopoli perdagangan di wilayah Maluku, namun juga merenggut ribuan nyawa dan harta benda. Tanaman serta kehidupan ekonomi orang-orang Banda beserta kebudayaan yang selama ini telah menjamin orang Maluku bisa bertahan hidup secara mandiri sebagai komunitas bahari.

Dimulailah masa-masa amnesia sejarah bagi bangsa kita. Lupa laut ternyata jauh lebih berbahaya daripada sekadar lupa daratan. Pengaruh amnesia laut ini sangat terasa saat kita berkali-kali menerjemahkan konsep Archipelagic State sebagai negara kepulauan. Padahal secara semantik kata archipelago berasal dari 2 kata bahasa Yunani, yaitu arkhi yang artinya utama dan pelagos yang artinya laut. Lautlah yang utama. Dengan demikian, archipelago harus kita baca sebagai “lautan yang ditaburi pulau-pulau” bukan sebaliknya.

Penjelasan:

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh carlitozz dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke www.yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Tue, 04 Apr 23