tanggapan tentang perbedaan aliran Syiah dan Aswaja ​

Berikut ini adalah pertanyaan dari srimasrurohh pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Tanggapan tentang perbedaan aliran Syiah dan Aswaja ​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Perbedaan pertama adalah aqidah, lantaran Syi’ah meyakini aqidah al-Bada’ yakni meyakini bahwa Allah –Subhanahu wa ta’ala- telah melaksanakan sesuatu kemudian Allah berubah pikiran dan menarik kembali qadha’-Nya, dan demikian adalah aqidah Syi’ah yang kami Ahlus Sunnah menolak nya, karena bahwa Ahlus Sunnah meyakini bahwa Allah terbuka keghaiban dengan keterbukaan yang sempurna, dan ilmu-Nya ilmu yang sempurna, dan bahwa sesungguhnya Allah –subhanahu wa ta’ala- kebesaran-Nya tidak bisa diketahui oleh akal”

Perbedaan kedua adalah Syi’ah mengataka bahwa Al-Quran telah terjadi Tahrif [Pengubahan], terbukti salah seorang ulama Syi’ah yang bernama Syaikh al-Nuri menuliskan satu kitab yang ia namai dengan “Fashlu al-Khithab fi Tahrifi Kitab Rabbu al-Arbab” untuk membenarkan dalam kitab nya bahwa Al-Quran telah terjadi Tahrif, itulah ajaran Syi’ah yang kita Ahlus Sunnah menolak nya, sebagaimana juga ditolak oleh sebagian Syi’ah dan berupaya menyembunyikan nya, Syaikh Ali Jumah mengatakan bahwa Syaikh al-Nuri tidak bisa hafal Al-Quran, bagaimana mungkin ia bisa bicara tentang Tahrif Al-Quran, dan lebih tegas Syaikh Ali Jumah berkata bahwa pendapat Syi’ah tentang Tahrif Al-Quran adalah pendapat yang tidak bisa diterima oleh kaum muslimin, dan Al-Quran adalah mu’jizat besar dan Al-Quran adalah satu kitab yang dilestarikan oleh bangsa Arab dan non-Arab dengan semua bahasa.

Perbedaan ketiga adalah masalah adil para Sahabat Nabi, dan Syi’ah telah mencaci sahabat Nabi yang mulia, terbukti dalam kitab-kitab mereka terdapat cacian-cacian kepada sahabat Nabi, yang tidak boleh diucapkan oleh seorang muslim, bahkan beliau mengatakan bahwa ada seorang yang menjadi panutan Syi’ah telah menulis kitab hingga sampai 110 jilid, dan 5 jilid diantaranya tercantum cacian-cacian terhadap sahabat Nabi, dan Syi’ah berupaya membuang 5 jilid tersebut setelah bersepakat dan berkesimpulan untuk membuangnya, dan hal ini tidak dibantah oleh seorang pun.

Perbedaan keempat adalah pada Mabda’ Taqiyyah (azas berdusta), Syi’ah berlindung kepada dusta untuk keluar dari tekanan demi membela Madzhab mereka, tetapi kita Ahlus Sunnah tidak membolehkan berdusta walaupun dalam keadaan tertekan dan sebagainya.

Perbedaan kelima adalah tentang kema’shuman para Imam, Syi’ah meyakini bahwa Imam-Imam mereka ma’sum (suci dan terjaga dari kesalahan), sesungguhnya Ahlus Sunnah tidak mengakui ada yang ma’sum seorang pun kecuali para Nabi, tetapi para Imam Ahlul Bait itu terpelihara karena keilmuannya dan ketaqwaannya, mereka tidak ma’shum dan mereka bukan sumber datang syari’at.

Wallahu a’lam

tanggapan:ya ada positif dan negatifnya disetiap pendapat seseorang,ya menurutku si semuanya bagus bila dipandang daerah positifnya walaupun tidak ada pandangan negatifnya..sebenere kalau soal ini aku juga gk bisa ngasih pendapat secara detailnya si..hehehe

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh esafajriramadhani008 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke www.yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Wed, 11 Jan 23