Jelaskan faktor-faktor pendukung terjadinya perlawanan Kaum Padri ​

Berikut ini adalah pertanyaan dari rotibakar6464 pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Jelaskan faktor-faktor pendukung terjadinya perlawanan Kaum Padri ​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Faktor-faktor pendukung terjadinya perlawanan kaum Padri yaitu karena adanya pertentangan dari kaum Padri atau kelompok ulama terhadap kebiasaan-kebiasaan buruk yang terjadi di masyarakat.

Penjelasan:

Perang Padri merupakan suatu peperangan yang terjadi di Sumatera Barat di daerah Kerajaan Pagaruyung pada tahun 1803-1838. Awalnya perang yang terjadi ini dikarenakan adanya perbedaan prinsip mengenai agama diantara kaum Padri dengan kaum Adat. Akan tetapi, lambat laun perang Padri ini menjadi perjuangan rakyat dalam melawan penjajah Belanda. Kaum Padri dan kaum Adat telah bergabung menjadi satu untuk berjuang melawan Belanda.

Mulanya, terdapat pertentangan di antara kelompok agama dan masyarakat akibat dari kebiasaan buruk masyarakat seperti Judi, Sabung Ayam, Minuman Keras, tembakau maupun hukum untuk pembagian warisan. Sebelumnya, masyarakat mengatakan akan meninggalkan kebiasaan tersebut, namun tetap saja mereka masih melakukannya sehingga membuat Kaum Padri marah dan terjadilah peperangan.

Perpacahan dalam perang padri ini juga dapat disebut sebagai perang saudara karena melibatkan kaum Minang dan kaum Mandailing. Kelompok kaum Padri ini dibawah pimpinan dari Harimau nan Salapan, sedangkan kaum adat dipimpin oleh Sultan Arifin Muningsyah. Kemudian sekitar pada tahun 1803 atau 1804, sebuah kelompok dari tiga orang haji kembali ke Minangkabau dan menginginkan memperbaharui masyarakat Minangkabau. Salah satu pemimpin yang terkemuka yaitu Tuanku Imam Bonjol. Saat perang saudara terjadi dimana yang ingin melakukan pembaruan, kaum Padri menghadapi perlawanan sengit di Tanah Datar dan di dataran-dataran rendah. Namun kaum Padri mampu meraih kemenangan. Tahun 1815, sebagian besar dari keluarga kerajaan Minangkabau telah terbunuh di Tanah Datar.

Saat terjadinya perang, kaum adat mencoba untuk meminta bantuan Belanda. Akhirnya Belanda membangun sebuah benteng pertahanan yang berada di Batusangkar dan di beri nama Fort Van der Capellen. Sementara itu, parakaum Padri mulai menyusun sebuah strategi dan kekuatan di wilayah Lintau. Tahun 1822, para pasukan dari Belanda yang sedang dipimpin Kapten Goffinet oleh kaum Padri. Ketika peristiwa ini terjadi, Kapten Goffinet terluka dan tewas.  Waktu Bulan September tahun 1822, Belanda lalu kemudian telah kembali ke wilayah Batusangkar setelah terpojok oleh serangan dari para kaum Padri yang saat itu dipimpin oleh Tuanku Nan Renceh.

Pelajari Lebih Lanjut :

#BelajarBersamaBrainly

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh equivocactor dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke www.yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Mon, 14 Feb 22