bahaya dari bahan kimia yang ditambahan pada makanan​

Berikut ini adalah pertanyaan dari izzatulmuyasaroh pada mata pelajaran Kimia untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Bahaya dari bahan kimia yang ditambahan pada makanan​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Penjelasan:

Makanan menjadi kebutuhan pokok setiap manusia. Makanan yang sehat akan membuat tubuh menjadi fit dan terhindar dari penyakit. Namun, masih ada saja oknum nakal yang menggunakan Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang berasal dari bahan kimia berbahaya.

Pengonsumsian dalam jumlah sedikit mungkin tidak akan memberikan efek yang berarti, namun pengonsumsian dalam jangka panjang akan sangat berbahaya untuk tubuhmu, lho. Oleh karena itu, Geng Sehat patut hati-hati dalam memilih makanan. Berikut ini 4 bahan kimia berbahaya yang sering digunakan dalam pangan. Kenali ciri-ciri serta akibatnya, seperti disampaikan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia.

Apa sih Bahan Tambahan Pangan (BTP) itu?

Bahan tambahan pangan adalah bahan campuran yang bukan termasuk dalam bahan baku pangan. BTP dicampurkan untuk memengaruhi sifat atau bentuk pangan tertentu. BTP di antaranya, bahan pengawet, penyedap rasa, pewarna, dan pengental.

BTP yang sering digunakan adalah jenis zat pewarna dan pengawet. Zat pewarna digunakan agar pangan terlihat lebih segar. Sedangkan zat pengawet digunakan untuk membuat pangan tahan lama, tidak rusak, atau busuk.

Penggunaan BTP merupakan hal yang wajar dan diperbolehkan, namun pada praktiknya bahan tambahan pangan ini bisa menjadi ajang pelanggaran produsen pangan. Produsen pangan yang nakal sering kali menggunakan bahan tambahan yang dilarang penggunaannya untuk makanan, atau menggunakan bahan tambahan pangan dalam dosis yang berlebihan.

Beberapa jenis bahan kimia yang dilarang digunakan untuk pangan adalah Asam borat dan senyawanya, Asam salisilat dan garamnya, Dietilporokarbonat, Dulsin, Kalium klorat, Minyak nabati yang dibrominasi, dan Nitrofurazon. Bahan kimia lain yang sering mengontaminasi pangan yaitu Formalin, Boraks, Methanil yellow, dan Rhodamin B.

Baca juga : Makan Jajanan Kaki Lima? Waspadai 5 Masalah Ini!

Formalin

Formalin adalah larutan bening berbau menyengat dan mengandung sedikit metanol. Larutan ini digunakan untuk membunuh kuman dan sebagai bahan pengawet mayat. Efek yang ditimbulkan jika mengonsumsi pangan yang tercemar formalin adalah tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit saat menelan, mual, muntah, diare, sakit kepala, tekanan darah rendah, bahkan tidak sadar hingga koma. Bila dikonsumsi dalam jangka waktu panjang, formalin juga bisa menyebabkan kanker, serta kerusakan pada hati, jantung, pankreas, ginjal, dan sistem susunan saraf pusat.

Ciri-ciri jika suatu produk pangan diberi formalin yakni memiliki tekstur keras dan berwarna lebih mengilat. Pada penggunaan formalin yang cukup banyak, akan tercium aroma formalin pada pangan. Dan tahukah Gengs hanya dengan 30 mL atau sekitar 2 sendok makan formalin sudah bisa menyebabkan kematian? Hiii, serem.

Banyak produsen yang menggunakan formalin karena sampai saat ini belum ada bahan tambahan pangan yang memiliki daya awet selayaknya formalin. Hanya saja, formalin merupakan bahan kimia berbahaya yang tidak boleh digunakan dalam pangan. Produk yang terkenal sering tercemar formalin adalah mi basah.

Untuk mengantisipasinya, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia menyarankan agar pihak industri pangan tidak mencoba mengawetkan produknya dalam jangka waktu yang lama. Lakukan trik lain, misalnya mengeringkan produk mi basah atau mencoba memperluas cabang dari tempat industri awal.

Boraks

Boraks merupakan zat yang sering digunakan sebagai pengenyal, pengeras sekaligus pengawet. Padahal, boraks merupakan bahan pembersih berbentuk hablur (kristal) berwarna kuning atau berbentuk serbuk berwarna cokelat. Boraks memiliki nama kimia Natrium tetraborat (NaB4O7.10H2O) dan jika dilarutkan ke dalam air menjadi Natrium hidroksida dan asam borat (H3BO3). Boraks memiliki nama lain di antaranya bleng dan cehlet.

Efek yang bisa muncul jika mengonsumsi pangan yang tercemar boraks biasanya merasa mual dan nyeri hebat pada perut bagian atas, sakit kepala, demam, muntah darah, dan diare. Sedangkan efek kronis yang dapat terjadi adalah berkurangnya nafsu makan dan menurunkan berat badan hingga anoreksia, mengalami gangguan pencernaan, kerusakan ginjal, dan timbul ruam pada kulit.

Waspadai penyalahgunaan boraks karena 3-6 gram boraks yang tertelan oleh anak-anak dapat menyebabkan shock bahkan kematian. Kenali ciri-ciri pangan yang tercemar boraks ya, Gengs. Biasanya pangan tersebut akan berwarna mencolok dan lebih segar, dari segi tekstur lebih kenyal, tidak lengket, dan bentuk fisiknya tidak mudah rusak. Untuk bakso yang menggunakan boraks, biasanya warnanya lebih putih dibandingkan warna bakso pada umumnya.

Methanil Yellow

Methanil yellow merupakan pewarna yang ditujukan untuk tekstil, cat kayu, dan cat lukis. Namun, methanol yellow ini sering disalahgunakan menjadi pewarna pangan. Methanil yellow berbentuk padat atau serbuk, dan berwarna kuning kecokelatan.

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh RAVELIAPUTRI dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke www.yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Sun, 04 Dec 22